Kali ini, saya ditugasi kantor untuk melobi Kikil Sapi Pak Said untuk tampil di acara Kuliner Khas Surabaya yang rutin diadakan sebulan sekali di Toeng Market.
Sebelumnya, saya sudah kenal sama Bu Said. Pertama waktu liputan, dan kedua pas diajak syuting sama Bango. Kali ini saya langsung menuju ke rumahnya di daerah sepanjang.Kedatangan saya ke rumahnya tidak mengejutkan, malah terlampau vulgar.
“Pak… masih ingat saya?” sok akrab
“Hmm..debt colector ya?” kata Pak Said dengan tatap curiga.
Yaelah, lihat lengan gempal, ama perut mekar langsung aja main nuduh debt colector.
“Ehemm.. saya itu loh pak, yang dulu pernah ke sini liputan, trus kita khan pernah syuting bareng!”
“Ohh... iya, mbak yang makannya banyak itu toh!” katanya sumringah
“Wadoh… diinget yang itu seh, pak!” isin dewe
Tidak lama Bu Said muncul.
“Loh mbak iki, mbiyen. Yang makan dua mangkok itu ya!” katanya super yakin.
Aduh…tobat. Ternyata adegan saya makan ugal-ugalan sampai dua mangkok benar-benar membekas di memori mereka. Tapi syukurlah mereka masih inget meski yang jelek-jelek. Sesudah menyampaikan maksud, dan ajakan untuk tampil di acara kuliner dan disambut gembira.
Saya langsung diajak Pak Sadi menuju dapurnya. Wah… pancinya besar-besar, setinggi saya. Kata Pak Said, Panci muat diisi orang segede saya.
“Coba, mbaknya mau masuk ke dalam panci,tah?” tawarnya.
Hiihihi… tega amir, kayaknya kaki saya yang segede paha sapi, cucok dibuat kikil, bok.
Usai sidak dapur dan makan di warungnya, kenyang plus dibikinin jus alpukat spesial. Saya pamit. Pas pulang Bu Said, menahan saya. Pipi saya dicubit-cubit. Lalu dicium kiri kanan. Dipeluk lama.
“Kenapa, bu?”
Wajahnya tersenyum, matanya berkaca-kaca. Bu Said memeluk saya lagi. Adegan dramatis ini cukup membuat hati saya tersayat pilu. Dan membalas pelukannya erat.
“Hmm..Mungkin saya mirip anak, atau cucunya yang hilang? Versi MD Entertaiment, Gorila yang tertukar, atau sinetron “Kupinang Engkau dengan Blewah?”
Adegan pelukan ini cukup lama. Saya sampai sesek, sebelum sampai pada tahapan nari-nari ala India. Saya keburu melepas pelukan Bu Said.Lalu sambil menatap saya, Bu Said berkata,
“Mbak, ibarat sapi, sampeyan iki sapi sonok *!” katanya gummun
"Hah... saya dipakdano sapi tibak'e! eMoooh!"
*sapi sonok = sapi gemuk yang dihias untuk dilombakan! weeeks
foto: Anton