Suka bangets ketika sebuah restoran fine –dining di Surabaya
mengundang buat food taster. Yang diundang ada ibu-ibu socialite, pengusaha
frozen food, pengusaha butik, pokoknya kalangan elite.
Saya minder pastine. Dari
penampilan kalah telak. Mereka , cantik, mulus, tas branded, sepatu high hells.
Lah saya, kucel, ginuk-ginuk, tas model emak-emak ke pasar blauran, sepatu …hmm
lumayanlah buccheri, beli pas sale 70 persen. huehehehe.
Saya awalnya kaku, tapi mereka ternyata asyik bangets diajak
ngobrol. Kesimpulan awal, kalau membahas kuliner bisa meruntuhkan batasan
cantik dan si kucel, tas branded versus tas bakul brambang..hihihii.
Pas yang mengundang memperkenalkan saya sebagai jurnalis
kuliner, mereka takjub loh. Malah nanya-nanya restoran yang lagi happening di Surabaya.
Aiih…Tapi hanya sekali itu aja mereka kagum, selebihnya saya yang
ganti domblong kayak macan ompong.
Foto diambil dari sini
Pas menu pertama keluar, mulailah obrolan mengandung
bullying
“Saya pernah makan ini pas di Perancis,” katanya.
“Oh iya, resto itu, saya juga,” timpal ibu yang satu lagi.
“Oh iya, resto itu, saya juga,” timpal ibu yang satu lagi.
“Yang enak di resto itu mashed potatoesnya!” kata ibu
sebelahnya
“Iya..iya, mashed potatoesnya eeeenak,” kompor ibu sebelahnya lagi.
Huiik..mbahas resto mewah di Perancis kok kentang tumbuknya?
Batin saya. Mbok yao mbahas dessertnya atau steaknya.
Hihihi.
Bullyingnya berlanjut …
“Mbak..tau ngga resto baru di Surabaya,
itu loh yang jual kepiting Alaska!”
“Hmm.. be..be..be..lum, bu!” jawab saya minder
“Loh yo opo seeeh mbak iki, jurnalis kuliner jarene, kok
blom ke situ !” bernada prihatin.
Saya jadi mati khutuk …*nyokot taplak
Apalagi ketika mereka mulai ngobrolin, resto class atas,
yang lagi rame di Surabaya,
yang steaknya seporsi nyaris Rp 400 ribuan, ngopi secangkir yang katanya cuman Rp 250 ribuan.. aiii
cumaan. *langsung raup kobokan
Saya benernya kepancing juga, tapi saya cuman ngedumel plus
mbatin. “Aku loh bisa sehari 3 kali makan di hotel karena diundang liputan, Keluar masuk resto mewah gretoong, karena diundang
sama ownernya. Kalau mau liputan sendiri, tinggal nunjuk ini –itu langsung tinggal rembours ke
kantor!” Upsssttt
Tapi ngga mungkin saya ngomong kayak gitu. Ibaratnya perbandingannya bukan apple to apple , tapi apple to kesemek …
*nyungsep
Pembicaraan makin ngga imbang. Lah
saya cuman jago kandang, jagoan di Surabaya doank. Kalah telak wis sama ibu-ibu
socialite. Tapi gpp wis,
hikmahnya wawasan saya tambah luas, setidaknya kalau ditanya mashed potato
paling enak di Perancis saya tau…. hihihiii