Beginilah akhir dari Sapi Hidung Belang
foto by : Anton
“Apa yang kamu bawa itu?” tanyanya ke saya
“Ini kerang, Bu!”
“Apa itu kerang ?"
“Kerang, Bu. Keeeee…raaaanggg!” Sambil mangap
Si ibu ini kelihatan masih bingung
“Makannya sama apa?”
“Makannya ya, sama Kupang, Bu?”
“Apa itu Kupang?” tanya si ibu ini lagi
“Kupang, Bu. Kuuuuu….Paaaaang!" *mangap lage deeh
*Wis embuh..kok saya malah njawabnya jadi molorr gethuu!
Si ibu dengan dua temannya masih tolah-toleh. Tambah bingung kayaknya.
“Oke. Bolehlah saye cuba!”
“Nyoba yang mana, Bu?”
“Itu..loh. Keeeee….raaaaaang!" sambil mangappp juga
Hahahaha… dia ganti niruin gaya saya
Akhirnya saya menyajikan pesanan satu porsi kerang yang berisi 10 tusuk. Dicocol sambal petis yang yahud. Lalu Ibu ini njawil saya.
“Apa itu Rojak Cengur!” katanya sambil menunjuk ke papan menu
Feeling saya, mulai menebak-nebak. Pasti orang ini dari luar Jawa karena nggak tahu rujak cingur.
“Ibu dari mana, kok nggak tahu rujak cingur?” tanya saya
“Oh, saye nih bertige orang Singapor!”
“Oh… begitu. I see!” *berlagak kemingris
“Cuba jelaskan, apa itu Rojak Cenguur?” katanya meminta
“Rujak is like salad, but use petis for dressing!”
“Kalo Cengur?”
“Cengur…is Nose Cow!” jawab saya spontan
Pas denger ini muka si ibu langsung mingsrut
“Idung sapi! Becanda kau nih!”sambil megang meja saking shocknya
“I’m not kidding, tastenya kenyal-kenyul, lho!”
*Hadeh..kenyal-kenyul bahasa Inggrisnya opo yo? Bingung aku!
“Saye tak suke ada nose-nya. Tapi saye suka petis!”
“Lho, bisa kok nggak pake cingur, mau saya orderin, Bu?”
“Tak..tak usah. Ngeri saya liat Cengur!” *sambil gidhik-gidhik
Menyelami perasaan sang ibu. Tiba-tiba, saya kok membayangkan barisan sapi tanpa hidung, gara-garanya hidungnya dibuat rujak cingur. Hiiii……