Nggak disangka, akhirnya seorang teman mengabarkan kalau Dapur Cokelat buka di Surabaya dan saya diundang.
Saya pun diajak ownernya, blusukan di dapurnya. Wah, dapurnya bersih bangets, beda sama dapur di rumah saya yang kayak kapal pecah, padahal cuman buat godir.* Hehehe..
Tour pertama melihat proses pencairan cokelat sebelum dibentuk. Kata Mbak Ermey, pemilik Dapur Cokelat, bahan utamanya menggunakan cokelat Belgia, asal tau saja, cokelat Be

Di ruangan ini saya melihat cokelat éclair, wadoh…itu..itu khan kue kesukaan saya. Toppingnya macem-macem, sayang saya nggak ditawari…ya sudah saya nggak berani ambil. *Masih bisa menahan diri.
Masuk ke cake shopnya, ada mbak-mbak yang nawari cokelat praline, bentuknya macem-macem, jenis isiannya juga beda-beda. Karena inget kejadian Mabox Cokelat, saya membatasi diri agar nggak ugal-ugalan.
Tapi pertahanan saya bobol ketika melihat chocolate fondue, air mancur coklat setinggi 2 meter. Coklatnya yang mengalir deras, seolah melambaikan tangan mengajak saya untuk mengarunginya.
“Duh, jadi pengen nyemplung ke situ, ton!” membayangkan jadi Wily Wongka.
“Ojok Mbak, sampeyan lak kayak kuda nil !” celetuk Anton.
Oalaa …Anton Van Klepon ini, kok tega-teganya nyamain mahluk Tuhan Paling Lemu ini sama Kuda Nil. Huhuuhu.

Dan disebelah patung Suro dan Boyo ini, ada seorang pria yang melumuri seluruh tubuhnya pakai cokelat. Berdiam diri dan tidak bereaksi apapun ketika digodain orang. *oalaaa abot-abote nggolek duit.
Meski sama sama cokelat,tapi cita rasa cokelat berbeda satu dengan lainya. Bagi saya, kreasi Dapur Cokelat benar-benar memiliki nilai seni tinggi, cita rasa cokelat yang lembut dan kaya akan rasa,terutama cokelat praline, kuat aroma dan rasa cokelatnya. Rasanya creamy tapi tidak berminyak.
Saya yakin akan berkunjung lagi ke sini lagi, apalagi memang tidak mudah menahan hasrat untuk tidak menikmati makanan serba cokelat. Pilihan saya pastinya mix praline, isi 9 biji, harganya Rp 32.500. *Murah, isine akeh ...hehehehe.
Dapur Cokelat
Jl Biliton no 77-79
Telp. 031-5053234