Hidup bebek…!!!! Yah, saya memang pemuja bebek. Bebek seantero Surabaya kayaknya sudah saya datangin. Mulai bebek Cak Dai, bebek canggih, bebek barokah, bebek palupi, bebek krangan, bebek karang empat, bebek kremes kayu tangan, bebek cak sandy, bebek trenggalek, bebek barokah-kayoon, bebek mercon, bebek pasar turi,bebek menthul …
hmmm tarif nafas dulu….
Bebek papin, bebek pandegiling, bebek madura indrapura, bebek remuk, bebek tugu pahlawan, dan of course bebek Cak Yudi Perak yang sambel pencitnya membuat saya menggila dan kalap hingga tiga porsi …
Perburuan bebek ini memang tidak pernah berakhir, mengingat penjual bebek di Surabaya terus bermunculan dengan inovasi dan modifikasi bumbu. Mulai kremes, garing, remuk, dicelup bumbu, tabur koya kelapa, dibumbu super pedessss…sampai dipotong kecil-kecil lalu disiram lada hitam. *yemmm...
Nah, ada satu tempat lagi penjual bebek dekat kantor saya. Ketemunya juga nggak disengaja. Jadi, di kantor kalau sore antara sesudah makan siang dan sebelum makan malam…perut saya suka lapar duluan.. hehehe. Nah, kadang bisa ditipu dengan dua atau empat potong gorengan curhat. Tapi, kadang perut ini terlalu jujur..sehingga selalu meronta untuk diisi.
Akhirnya dapat info dari Mas Bagong, kalau ada bebek enak di dekat kantor. Berangkatlah berdua kesana. Tempatnya sederhana, PK5. Pilih-pilih daging trus nunggu digoreng.
“Wah..kok murah banget yo cuman 7 ribu. Nasinya sak-umbruk, bumbu sama sambelnya banyak, trus dagingnya gedeeeeee. ?” kata saya ke Mas Totok.
“Ssst..tak bilangin yo, jangan-jangan bebeknya beracun nih…soalnya dijual murah !” kata Mas Totok bisik-bisik ke saya.
Nggak tau angin darimana ternyata kasak-kusuk antara saya sama Mas Totok terdengar oleh se-antero warung..dan mereka senyam-senyum mengamini nama Bebek Beracun. Julukan ini menjadi gethok tular…mulai dari teman saya, OB, security kantor…semua jadi familiar dengan ungkapan bebek beracun ini.
Pas sore, saya pamit keluar, eh security kantor sudah paham, “Mbak Mendol mo makan bebek beracun ya….!” Katanya sambil cengar-cengir.
Lain hari..saya pernah nitip ke OB baru untuk beliin, sambil memberi tahu ancer-ancer lokasi yang jual. Sambil berpesan :
“Pokoknya bebek beracun, ya Mas. Kalau nggak beracun…aku nggak mau makan !”
“OOOhh… berarti saya harus ngincipin dulu ya Mbak, buat mastiin ada racunnya nggak !” *sambil garuk-garuk memikirkan racun tikus rasa bebek goreng. Hiiiyaaaaaaaaaaaaaaa……
Bebek Beracun
Belakang Gedung Juang 45 - Jl Raya Pakis