Kalau disuruh memilih uji nyali apa uji perut ? Jago makan milih yang terakhir aja.
Satu hari rasanya kurang menikmati semua hidangan enak yang ada di Festival Jajanan Bango. Rasanya saya terlalu memforsir kerja alat pencerna dan lambung saya. Lha biasanya, sehari hanya 6 kali, gara –gara FJB dalam sehari makanan yang masuk bisa dua kali lipat, dalam waktu yang sangat singkat.Hmm… coba bayangkan, pesan menu, 10 menit menikmati, 10 menit istirahat, 10 menit nyari sasaran makanan yang enak, lalu habis…dalam waktu 10 menit, jalan lagi, pesan lagi, makan lagi ….Perburuan tahap pertama, dimulai pukul 11.00 siang dan berakhir pukul 2 . Itu saja, saya hanya sanggup menyantap :
Mi Mapan (Sayangnya, gorengan yang termasyhur enak, malah tidak dibawa ), Bebek Sambel Pencit Mas Yudi (Surprise… Cak Yudi masih ingat saya lho, dan berujung dengan bonus sepotong daging bebek),
Tahu Pong Bu Rudy yang biasa, tapi rasa petisnya luar biasa.
Lontong Balap Pak Gendut, ( Sekarang sudah “sedikit langsing” gara-gara sakit ungkapnya), rasanya masih nendang, seperti jaman saya SD. Karena cuaca yang panas sekali, niat saya untuk makan Rawon Setan dan Bakso Bakar Malang, saya urungkan dulu. Wah.. bisa matang luar dalam saya nantinya.
Sebagai penggantinya, saya mencicipi ketan durian yang legit. Soal jajanan yang satu ini, saya sempat terkecoh, saya pikir tergolong jajanan ringan, hanya sekotak ketan dan olahan durian dalam gelas kemasan. Tapi begitu dimakan,
wuahh ... kenyang banget, ternyata ketannya biar mungil tapi padat sekali.Sorenya, acara wisata kuliner tahap kedua saya mulai :Tepat, pukul 4 sore, saya datang lagi ke FJB. Kali ini sasaran saya sudah jelas yaitu
Rawon Setan. Wah, ramai sekali pembelinya, saya pun harus sedikit berjuang. Untunglah, saya memiliki
fisik lebar, sehingga tenaga saya cukup mampu menyingkirkan 3 sampai 4 orang di depan saya. Ternyata, Bu Sup pemilik Rawon Setan yang saya jumpai tadi pagi sudah pulang. “Ibu capek mbak,” jelas seorang pegawainya.
Saya bertanya, memang ada maksudnya. Bu Sup sangat mengerti sekali selera rawon khas saya. Sedikit nasi, banyak kuah, sedikit daging, gajihnya yang banyak…hehehe… tapi tak apalah, rawon yang saya nikmati, plus satu butir telor asin sore itu benar-benar nikmat, dan untuk sementara waktu, saya harus sedikit berjuang saat berdiri…ya olloh berat bangetttttt !!!Sore itu juga, saya akhirnya menuntaskan rasa penasaran terhadap
Bebek Kayu Tangan, yang tidak kalah ngetop itu (maklum-lah saya kadung “Bebek Cak Yudi minded”, jadi sedikit susah berpaling). Secara penampilan, sudah memancing air liur. Potongannya gede, ada rempahan di atasnya.
Buat Anda penyuka Ayam kremes, bebek kremes ini juga bisa jadi pilihan. Ada Sambal, lalapan dan paling
sip.. lagi pakai dong Kecap Bango…rasanya mantafffff.
Oh iya, ada satu menu yang bikin saya gedek-gedek (padahal saya anti mengkonsumsi narkoba), yaitu Nasi Gila. Serudak sini-serudak situ, akhirnya berhasilah saya di depan penggorengan.
“Mana..mana yang gila?” tanya saya antusias. Si penjualnya sambil tertawa ngakak, menunjuk ke penggorengan. “Yang gila ini,” jelasnya. “Apa !” jerit saya sambil memegang pipi saya yang tembem (hiperbola banget ya…). Di dalam penggorengan tampak, sosis, telur, daging yang diaduk-aduk jadi satu., kemudian disajikan dengan nasi. “Ooooh….”komentar saya.
Nasi Gila ini menyedot banyak perhatian pengunjung di Surabaya, maklum saja nasi gila ini merupakan wakil dari kota Bandung. Sayangnya perut saya sudah benar-benar penuh, sehingga saya membatalkan niat untuk membeli, walaupuni saya ngilerrr banget melihatnya.
Kejutan di FJB : Terima kasih buat
Mas Radityo , yang memberi kesempatan saya nampang masuk tipi, dan naik pangkat sebagai moderator di milis. Terima kasih juga,
Mamuk yang senantiasa menunggui saya makan, dan mengabadikan semua menu yang saya makan.
Dan
Mimi, temen blogger yang terbengong-bengong yang berjumpa di arena ini. Yang sudah saya wanti-wanti “Awas, saya jangan di foto ya, apalagi diposting!” tapi tetep nekat dan gemes mengambil foto diriku.